oleh : Endah Retno Palupi, S.Gz
Obsessive
Corbuzier’s Diet, atau disingkat OCD, adalah konsep diet penurunan berat badan
dan pembentukan otot yang diperkenalkan oleh Deddy Corbuzier berdasarkan
pengalamannya menerapkan diet ala biarawan kuno dari Cina. Diet ini seketika
menimbulkan pro-kontra sejak kemunculannya. Lalu, bagaimana sebenarnya tinjauan
gizi untuk OCD?
Sebelumya, akan ada
beberapa poin prinsip dalam OCD yang akan dibahas terlebih dahulu, yaitu: puasa,
jendela makan, dan pantangan sarapan.
Puasa
Inti OCD adalah
puasa. Bedanya dengan puasa umat Islam adalah bahwa puasanya OCD masih boleh
minum. Syaratnya minuman yang diperbolehkan adalah minuman yang tidak berkalori
(atau bergula). Dalam OCD lamanya puasa juga ditentukan bertahap dari 16 jam,
18 jam, dan 20 jam. Puasa ini dimaksudkan untuk memicu tubuh mengeluarkan hormon-hormon
pemecah lemak seperti glukagon, hormon pertumbuhan, dan katekolamin yang
meningkat dalam kondisi puasa sehingga lemak dapat dibakar. Semakin lama orang
berada dalam posisi tanpa makanan (keadaan rendah insulin/menurunkan gula
darah), semakin meningkat proses ini.
Jendela Makan
Ada istilah jendela
makan, yaitu rentang waktu yang diperbolehkan mengkonsumsi makanan apa pun
tanpa batasan (asal tidak rakus). Jendela makan ini ada yang 8 jam, 6 jam, dan
4 jam yang berarti durasi puasanya 16 jam, 18 jam, dan 20 jam. Dianjurkan pula mengkombinasikan
dengan puasa 24 jam agar lebih cepat menampakkan hasil.
YA untuk Makan Malam, TIDAK pada Sarapan
OCD juga berarti
pantang sarapan, sebagai gantinya dianjurkan untuk makan malam. Alasannya? Karena
makan pagi akan membuat lapar seharian, mengantuk seharian, dan menurunkan
pembakaran lemak. Mengutip penelitian yang tidak disebutkan sumbernya, Deddy
menyimpulkan makan pagi akan menghambat kesempatan pembakaran lemak saat mulai
beraktivitas pagi hari setelah puasa tidur. Sedangkan makan malam akan dibakar
saat tidur sehingga tidak akan menjadi masalah.
BAGAIMANA GIZI MEMANDANG FENOMENA OCD INI?
Perlu diketahui
bahwa penerapan OCD ini ditekankan hanya untuk orang dewasa sehat, artinya
orang dalam keadaan sakit atau kondisi tertentu misalnya diabetes, sakit
jantung, anak-anak, ibu hamil tidak dianjurkan untuk mengikuti cara diet ini. Ada
beberapa hal dalam panduan OCD yang perlu ditinjau dari segi gizi, antara lain
:
Konsep Penurunan Berat Badan
Untuk menurunkan
berat badan, asupan makan seseorang tidak boleh melebihi kebutuhannya dengan
pemilihan bahan makanan yang tepat sesuai gizi seimbang. Yaitu dengan
mengurangi porsi sumber karbohidrat dan lemak, sebaliknya proporsi sumber
makanan berserat sayur dan buah perlu ditambah. Tentunya upaya penurunan berat
badan ini tidak instan, melainkan secara bertahap. Diet gizi seimbang bukan
berarti tidak bisa makan enak, bukan berarti harus mengeluarkan biaya lebih.
Anda tetap bisa makan enak, murah, plus sehat.
Tentang Puasa
Puasa memiliki
banyak manfaat. Puasa membersihkan tubuh dari sisa metabolisme, saat berpuasa
tubuh akan menggunakan zat‐zat makanan yang tersimpan. Saat berpuasa terjadi
proses adaptasi tubuh terhadap berkurangnya asupan sumber energi dan cairan.
Adaptasi terkait dengan keseimbangan energi meliputi terjadinya glikogenolisis,
lipolisis dan glukoneogenesis. Sedangkan adaptasi pada keseimbangan cairan
terutama dilakukan oleh ginjal dengan mengurangi volume urin yang diproduksi
dengan bantuan ADH, aldosteron dan kerja saraf simpatis.
Kadar gula darah
cenderung turun saat seseorang berpuasa. Hal ini memberi kesempatan pada kelenjar
pankreas untuk istirahat, sehingga produksi insulin juga menurun. Puasa dapat
menghilangkan lemak dan kegemukan, secara ilmiah diketahui bahwa lapar tidak disebabkan
oleh kekosongan perut. Tetapi juga disebabkan oleh penurunan kadar gula dalam
darah.
Pada hari-hari
biasa pencernaan bekerja selama 18 jam sehari tanpa henti. Di waktu puasa
(Ramadhan), lambung dan sistem pencernaan akan istirahat selama lebih kurang 12
sampai 14 jam, selama lebih kurang satu bulan. Jangka waktu ini cukup
mengurangi beban kerja lambung untuk memproses makanan yang bertumpuk dan
berlebihan.
Namun bagaimana
bila dilakukan terus-menerus? Maka secara terus-menerus akan menurun nafsu
makannya, sehingga dengan kurangnya asupan makanan yang masuk tidak ada bahan
bakar untuk energi. Karena tidak ada masukan dari luar, maka untuk tetap dapat
menghasilkan energi tubuh akan membongkar simpanan yang dipunya. Maka dari itu
berat badan akan turun. Namun perlu diwaspadai karena bila simpanan lemak telah
habis digunakan sebagai energi, maka tubuh akan memecah otot (proses
glukoneogenesis) untuk digunakan sebagai energi.
Pantangan Sarapan
Sarapan tetap
dibutuhkan oleh tubuh untuk menyediakan energi, menunjang konsentrasi dan
memori. Dalam konteks penurunan berat badan, suatu penelitian menyebutkan dalam
sebuah uji terhadap dua kelompok wanita obesitas, kelompok 1 diberikan diet
dengan sarapan 700 kkal, makan siang 500 kkal, dan makan malam 200 kkal.
Sementara kelompok 2 diberikan diet dengan sarapan 200 kkal, makan siang 500
kkal, dan makan malam 700 kkal. Total kalori kedua kelompok sama 1400 kkal,
yang membedakan adalah kelompok 1 diberikan asupan sarapan lebih banyak
sedangkan kelompok 2 asupan kalori diberikan paling besar saat makan malam.
Hasilnya kelompok 1 mengalami rata-rata penurunan BB sebesar 17,8 pounds dan
rata-rata berkurangnya lingkar pinggang sebesar
3 inchi, dibandingkan kelompok 2 yang rata-rata penurunan BB sebesar 7,3
pounds dan 1,4 inchi pada lingkar pinggang. Ini karena dengan kalori yang lebih
besar saat sarapan, akan mengurangi akivitas hormon ghrelin (hormon yang
merangsang lapar dan meningkatkan nafsu makan) sehingga kelompok tersebut tidak
banyak ‘nyemil’ di sela makan, sebaliknya pada kelompok dengan porsi sarapan
lebih sedikit hormon ghrelin meningkat sehingga lebih sering ‘nyemil’. Di
penelitian lain tahun 2011 membuktikan meninggalkan sarapan berhubungan dengan
kejadian overweight dan obesitas.
KESIMPULAN
1. OCD ini ditekankan hanya untuk orang dewasa sehat.
2. Konsep puasa OCD baik karena mengambil manfaat-manfaat baik dari puasa.
3. Lambung dan saluran pencernaan memiliki batasan kapasitasnya, sehingga
batasan waktu makan (seperti penerapan jendela makan) untuk memenuhi kebutuhan
zat gizi sehari akan membebani kapasitas lambung dan saluran pencernaan.
4. Puasa OCD berlangsung cukup lama antara 16-20 jam, bahkan 24 jam.
Hingga saat ini belum ditemukan penelitian tentang efek puasa melebihi 14 jam
(sebagaimana saat puasa Ramadhan di Indonesia) secara terus-menerus. Maka bagi
yang ingin menerapkan OCD, dianjurkan mengkombinasikan OCD jendela makan 8 jam
(waktu puasa 16 jam) dengan konsep puasa dalam Islam. Berarti Anda akan makan
dari pukul 18.00 – 02.00 (sama dengan waktu berbuka hingga sahur, atau
sebaliknya).
Ingat bahwa belum ada
penelitian yang menguji efek jangka panjang OCD, maka Anda tetap harus
berkonsultasi kepada ahli gizi atau dokter untuk memantau perkembangan Anda.