![]() |
Prof. Soekirman |
oleh : Prof. Soekirman
Guru
Besar (Em.) Ilmu Gizi, Fakultas Ekologi Manusia, IPB, Bogor/ Ketua Yayasan
Kegizian untuk Pengembangan Fortifikasi Pangan Indonesia (KFI)
Istilah Gizi dan Ilmu Gizi baru
dikenal di Indonesia sekitar awal tahun 1950an, sebagai terjemahan kata ”Nutrition” dan
“Nutrition
Science”. Meskipun belum resmi ditetapkan oleh Lembaga Bahasa
Indonesia, istilah Gizi dan Ilmu Gizi telah dipakai oleh Prof. Djuned
Pusponegoro, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar ilmu penyakit anak
di Fakultas Kedokteran UI tahun 1952. Tahun 1955 , Ilmu Gizi resmi
menjadi mata kuliah di Fakultas Kedokteran UI, dan tahun 1958 secara resmi
dipakai dalam pidato pengukuhan Prof. Poerwo Soedarmo sebagai
Guru Besar Ilmu Gizi pertama di Indonesia, di
Fakultas Kedokteran UI. Sejak itu sampai sekarang banyak Fakultas
Kedokteran , Fakultas Pertanian , Fakultas Teknologi Pangan, Fakultas
Kesehatan Masyarakat telah mendirikan Bagian atau Departemen Ilmu Gizi.
Tahun 1965 di Jakarta diresmikan Akademi Gizi
dari
Departemen Kesehatan, yang sampai sekarang tersebar di hampir semua
propinsi di Indonesia sebagai Pendidikan Politeknis Kesehatan Jurusan Gizi. Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sejak tahun 1958 memasukkan Ilmu Gizi dalam
Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) pertama, dan selanjutnya sejak tahun
1973 tiap 4 tahun sekali LIPI menyelenggarakan Widyakarya Nasional Pangan
dan GIZI (WNPG) sampai tahun 2008. WNPG ke XI akan diadakan pada
bulan Nopember 2012 di Jakarta.
Pengesahan kata Gizi sebagai terjemahan Nutrition dan Nutrition Science, dilakukan oleh Lembaga Bahasa
Indonesia UI, waktu itu dipimpin oleh alm. DR. Haryati Soebadio. Alm. Prof. Poerwo Soedarmo, waktu itu Direktur Lembaga Makanan
Rayat , Departemen Kesehatan RI, dan diangkat sebagai bapak Ilmu Gizi
Indonesia, oleh Persatuan Ahli Gizi
Indonesia (PERSAGI),
pada suatu hari tahun 1958 menugaskan 4 Mahasiswa tingkat akhir (termasuk
penulis) Akademi Pendidikan Nutritisionis-Ahli Diit
, Bogor – yang tahun
1965 dirubah namanya menjadi Akademi Gizi, Jakarta – , menghadap Direktur
Lembaga Bahasa Indonesia, Fakultas Sastra, UI, waktu itu di Jalan
Diponegoro, Jakarta. Tujuannya untuk mendapat petunjuk terjemahan yang benar
dan ilmiah untuk kata Inggris “Nutrition”,
dan “Nutrition
Science” kedalam bahasa
Indonesia. DR. Soebadio, menjelaskan tentang akar bahasa Indonesia
kebanyakan dari bahasa Arab dan Sanksekerta. Kata Inggris Nutrition dalam
bahasa Arab di sebut GHIZAI,
dan dalam bahasa Sanksekerta SVASTAHARENA.
Keduanya artinya sama, makanan yang
menyehatkan. Atas petunjuk tersebut Prof. Poerwo Soedarmo memilih
kata GIZI
sebagai terjemahan
resmi kata nutrition,
yang sejak tahun 1952 kata GIZI
itu sudah dipakai di kalangan ilmu kedokteran dan kesehatan
masyarakat. Sedang kata SVASTAHARENA
di pakai dalam lambang organisasi PERSAGI sampai sekarang.
Dalam Undang-Undang, istilah atau kata GIZI telah resmi dipakai dalam 1).
Undang-Undang no 7 tahun 1996 tentang Pangan (Pasal 1 no 13,14; Bab III
Mutu Pangan dan Gizi,
Pasal 27 : 1-4; dan 2) Undang-Undang no 36 tahun 1999 tentang Kesehatan ,
Bab VIII tentang Gizi
dan pasal 141.
Definisi Ilmu Gizi terus berkembang sesuai dengan perkembangan
ilmunya. Dalam kuliah-kuliah saya , Ilmu
Gizi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari ”Proses Makanan sejak masuk mulut sampai dicerna
oleh organ-organ pencernaan, dan diolah dalam suatu sistem metabolisme
menjadi zat-zat kehidupan (zat gizi dan zat non gizi) dalam darah dan
dalam sel-sel tubuh membentuk jaringan tubuh dan organ-organ tubuh dengan
fungsinya masing-masing dalam suatu sistem, sehingga menghasilkan
pertumbuhan (fisik) dan perkembangan (mental), kecerdasan, dan produktivitas
sebagai syarat dicapainya tingkat kehidupan sehat, bugar dan sejahtera.”
Sedang ilmu gizi publik, yang saya
dalami, adalah ilmu gizi yang diaplikasikan untuk kesejahteraan
publik (masyarakat luas) dengan tidak saja mengkaitkannya dengan masalah
kesehatan masyarakat, tetapi juga dengan masalah-masalah ekonomi, kemiskinan,
pertanian, lingkungan hidup, pendidikan , kesetaraan gender, dan masalah-maslah
pembangunan manusia lainnya. Secara pendek dan populer ilmu gizi sering diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan makanan dengan kesehatan.