1.1. HIPERLIPIDEMIA
Lipid plasma yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid,
dan asam lemak bebas berasal dari makanan (eksogen) dan dari sintesis lemak
(endogen). Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis lipid yang relatif mempunyai
makna klinis penting sehubungan dengan aterogenesis. Lipid tidak larut dalam
plasma, sehingga lipid terikat pada protein sebagai mekanisme transport dalam
serum. Ikatan ini menghasilkan empat kelas utama lipoprotein :
1.
Kilomikron
2.
Lipoprotein
densitas sangat rendah (VLDL)
3.
Lipoprotein
densitas rendah (LDL)
4.
Lipoprotein
densitas tinggi (HDL)
Kadar relatif lipid dan protein berbeda-beda pada setiap
kelas tersebut. Dari keempat kelas lipoprotein yang ada, LDL yang paling tinggi
kadar kolesterolnya, sedangkan kilomikron dan VLDL paling tinggi kadar
trigliseridanya. Kadar protein tertinggi terdapat pada HDL.
Istilah hiperlipidemia menyatakan peningkatan kolesterol
dan/atau trigliserida serum di atas batas normal. Kasus dengan kadar tinggi
yang disebabkan oleh gangguan sistemik disebut sebagai hiperlipidemia sekunder.
Penyebab utama hiperlipidemia adalah obesitas, asupan alkohol yang berlebihan,
diabetes mellitus, hipotiroidisme, dan sindrom nefrotik. Hiperlipidemia akibat predisposisi
genetik terhadap kelainan metabolisme lipid disebut hiperlipidemia primer. Salah
satu konsekuensi hiperlipidemia yang paling penting adalah peningkatan
kolesterol serum, yang terutama mencerminkan kolesterol LDL, merupakan faktor
predisposisi terjadinya ateroma.
(Price,Sylvia Anderson., Wilson,Lorraine McCarty, 2006)
Hiperlipidemia diartikan sebagai kenaikan kadar
kolesterol, trigliserida ataupun keduanya dalam plasma lebih dari persentil
ke-95 menurut umur dan jenis kelamin. Apabila hiperlipidemia dinyatakan sebagai
peningkatan salah satu atau beberapa lipoprotein dalam darah maka kelainan
tersebut dikenal sebagai hiperlipoproteinemia. Bila ingin menyatakan jenis
lemak mana yang meningkat, kita sebut sesuai dengan jenis lemak yang meningkat
(Ahlian, 2005).
Walaupun istilah hiperlipidemia dan hiperlipoproteinemia
sebenarnya berbeda secara kimiawi, tetapi dalam klinik kedua istilah ini sering
disamakan saja karena hiperlipoproteinemia hampir selalu berarti kelainan,
bahkan peninggian kadar HDL kolesterol sangat baik untuk mencegah terjadinya
aterosklerosis. Jadi dislipidemia dipergunakan untuk menggambarkan profil
lipid, dimana ada komponen yang naik (misalnya : kolesterol, LDL kolesterol, trigliserida) dan ada pula
yang turun (misalnya : HDL kolesterol). (Ahlian, 2005).
Berdasarkan etiologinya, hiperlipidemia dibedakan menjadi
2 yaitu hiperlipidemia primer dan hiperlipidemia sekunder. Hiperlipidemia
primer adalah keadaan peningkatan kadar lemak darah yang tidak ada hubungannya
dengan penyakit lain (herediter). Hiperlipidemia primer atau
Hiperkolesterolemia Familial (FH) ada dua macam yaitu homozygot dan
heterozygot. Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan metabolisme lemak yang
dijumpai dalam hubungannya dengan penyakit organik atau metabolik tertentu.
Sebab-sebab hiperlipidemia sekunder adalah diabetes melitus, hipotiroidism,
minum alkohol yang berlebihan, obesitas, penyakit hati, penyakit ginjal,
pankreatitis dan penggunaan obat-obat tertentu (beta blocker, diuretik, kontrasepsi
oral estrogen dan gestagen). (Ahlian, 2005).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar